Translate

Friday 28 December 2012

KETIKA MALAIKAT MENCABUT NYAWA

Bismillahir-Rahmaanir-Rahhiim ...

Baginda Rasullullah SAW bersabda:
“Apabila telah sampai ajal seseorang itu, maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut.

Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar.

Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu.”

Sambung Rasullullah SAW lagi :
“Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibril as. akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di surga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada disekelilinginya.

Ini adalah karena sangat rindunya pada surga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibril as.”

Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibril as. akan menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di sekelilinginya. Ini adalah karena terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya. Wallahu a'lam.

Doa Nabi Yusuf 'alaihis salam:

تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

“Ya Allah, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh.” (QS. Yuusuf: 101)

mengenal diri mu

SIAPAKAH ANDA ?

Siapakah orang yang sibuk? 
Yaitu orang yang suka menyepelekan waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s.

Siapakah orang yang manis senyumannya? 
Yaitu orang yang ditimpa musibah lalu dia berkata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu sambil berkata,"Ya Rabb, Aku redha dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.

Siapakah orang yang kaya? 
Yaitu orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin? 
Yaitu orang tidak puas dengan nikmat yang ada selalu menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang rugi? 
Yaitu orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikan.

Siapakah orang yang paling cantik? 
Yaitu orang yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas? 
Yaitu orang yang mati membawa amal-amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan sejauh mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit? 
Yaitu orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal? 
Yaitu orang yang menghuni syurga kelak karena telah menggunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.

Thursday 27 December 2012

Beberapa Contoh Akhlaq Rasulullah saw


Dikemukakannya beberapa contoh Akhlaq yang mulia Sayyidina AL-MUSHTHOFA, Muhammad saw adalah agar kita mengetahui dan mencontohnya dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari. Sejarah menjadi saksi bahwa semua kaum di Arab sepakat memberikan gelar kepada Muhammad saw “Al-Amin”, artinya orang yang terpercaya, padahal waktu itu beliau belum dinyatakan sebagai Nabi. Peristiwa ini, belum pernah terjadi dalam sejarah Mekkah dan Arabia. Hal itu menjadi bukti bahwa Rasulullah saw memiliki sifat itu dalam kadar begitu tinggi sehingga dalam pengetahuan dan ingatan kaumnya tidak ada orang lain yang dapat dipandang menyamai dalam hal itu. Kaum Arab terkenal dengan ketajaman otak mereka dan apa-apa yang mereka pandang langka, pastilah sungguh-sungguh langka lagi istimewa. (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 372-373)

Diriwayatkan tentang Rasulullah saw bahwa segala tutur kata beliau senantiasa mencerminkan kesucian dan bahwa beliau (tidak seperti orang-orang kebanyakan di zaman beliau) tidak biasa bersumpah (Turmudzi). Hal itu merupakan suatu kekecualian bagi bangsa Arab. Kami tidak mengatakan bahwa orang-orang Arab di zaman Rasulullah saw biasa mempergunakan bahasa kotor, tetapi tidak pelak lagi bahwa mereka biasa memberikan warna tegas di atas tuturan mereka dengan melontarkan kata-kata sumpah dalam kadar yang cukup banyak, suatu kebiasaan yang masih tetap berlangsung sampai hari ini juga. Tetapi Rasulullah saw menjunjung tinggi nama Tuhan sehingga beliau tidak pernah mengucapkan tanpa alasan yang sepenuhnya dapat diterima (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 373-374)

Beliau sangat memberikan perhatian, bahkan cermat sekali dalam soal kebersihan badan. Muhammad saw senantiasa menggosok gigi beberapa kali sehari dan begitu telaten melakukannya sehingga beliau biasa mengatakan bahwa andaikata beliau tidak khawatir kalau mewajibkannya akan memberatkan, beliau akan menetapkan menjadi kewajiban untuk tiap-tiap orang muslim menggosok gigi sebelum mengerjakan kelima waktu sholat. Beliau senantiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah tiap kali makan, dan desudah makan beliau senantiasa berkumur dan memandang sangat baik tiap-tiap orang yang telah memakan masakan berkumur lebih dahulu sebelum ikut bersembahyang berjamaah (Al-Bukhori)

Dalam peraturan Islam, masjid itu satu-satunya tempat berkumpul yang ditetapkan untuk orang-orang Islam. Oleh karena Rasulullah saw sangat istimewa menekankan kebersihannya, terutama pada saat orang-orang diharapkan akan berkumpul di dalamnya. Beliau memerintahkan supaya pada kesempatan-kesempatan itu sebaiknya setanggi dsb dibakar untuk membersihkan udara (Abu Daud). Beliau juga memberi petunjuk jangan ada orang pergi ke masjid saat diadakan pertemuan-pertemuan sehabis makan sesuatu yang menyebarkan bau yang menusuk hidung (Al-Bukhori).

Muhammad saw menuntut agar jalan-jalan dijaga kebersihannya dan tidak ada dahan ranting, batu dan semua benda atau sesuatu yang akan mengganggu atau bahkan membahayakan. Jika beliau sendiri menemukan hal atau benda demikian di jalan, beliau niscaya menyingkirkannya dan beliau sering bersabda bahwa orang yang membantu menjaga kebersihan jalan-jalan, ia telah berbuat amal sholih dalam pandangan Ilahi.

Diriwayatkan pula bahwa Muhammad saw memerintahkan supaya lalu-lintas umum tidak boleh dipergunakan sehingga menimbulkan halangan atau menjadi kotor atau melemparkan benda-benda yang najis, atau tidak sedap dipandang ke jalan umum atau mengotori jalan dengan cara apapun, karena semua itu perbuatan yang tidak diridhoi Tuhan. Beliau sangat memandang penting upaya agar persediaan air untuk keperluan manusia dijaga kebersihan dan kemurniannya. Umumnya, beliau melarang sesuatu benda dilemparkan ke dalam air tergenang yang mungkin akan mencemarinya, dan memakai persediaan air dengan cara yang dapat menjadikannya kotor (Al-Bukhori dan Muslim, Kitabal-Barr wal-Sila) (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 374-375)

Rasulullah saw sangat sederhana dalam hal makan dan minum. Beliau tidak pernah memperlihatkan rasa kurang senang terhadap makanan yang tidak baik masakannya dan tidak sedap rasanya. Jika didapatkannya makanan sajian serupa itu, beliau akan menyantapnya untuk menjaga supaya pemasaknya tidak merasa kecewa. Tetapi, jika hidangan tidak dapat dimakan, beliau hanya tidak menyantapnya dan tidak pernah memperlihatkan kekesalannya. Jika beliau telah duduk menghadapi hidangan, beliau menunjukkan minat kepada makanan itu dan biasa mengatakan bahwa beliau tidak suka kepada sikap acuh-tak-acuh terhadap makanan, seolah-olah orang yang makan itu terlalu agung untuk memperhatikan hanya soal makanan dan minuman belaka.

Jika suatu makanan dihidangkan kepada beliau, senantiasa Muhammad saw menyantapnya bersama-sama semua yang hadir. Sekali peristiwa seseorang mempersembahkan kurma kepada beliau. Beliau melihat ke sekitar dan setelah beliau menghitung jumlah orang yang hadir, beliau membagi rata bilangan kurma itu sehingga tiap-tiap orang menerima tujuh buah. Abu Huroiroh ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw tidak pernah makan sekenyang-kenyangnya, walaupun sekedar roti jawawut (Al-Bukhori).

Sekali peristiwa, ketika Muhammad saw melalui jalan tampak kepada beliau beberapa orang berkumpul mengelilingi panggang anak kambing dan siap untuk menikmati jamuan. Ketika mereka melihat Rasulullah saw mereka mengundang beliau ikut serta, tetapi beliau menolak. Alasannya bukan karena beliau tidak suka daging panggang, tetapi disebabkan oleh kenyataan bahwa beliau tidak menyetujui orang mengadakan perjamuan di tempat terbuka dan terlihat oleh orang miskin yang tak cukup mempunyai makanan.

Tiap-tiap segi kehidupan Rasulullah saw nampak jelas diliputi dan diwarnai oleh cinta dan bakti kepada Tuhan. Walaupun pertanggung-jawaban yang sangat berat terletak di atas bahu beliau, bagian terbesar dari waktu, siang dan malam dipergunakan untuk beribadah dan berdzikir kepada Tuhan. Beliau biasa bangkit meninggalkan tempat tidur tengah malam dan larut dalam beribadah kepada Tuhan sampai saat tiba untuk pergi ke masjid hendak sembahyang subuh. Kadang-kadang beliau begitu lama berdiri dalam sembahyang tahajjud sehingga kaki beliau menjadi bengkak-bengkak, dan mereka yang menyaksikan beliau dalam keadaan demikian sangat terharu. Sekali peristiwa Aisyah ra berkata kepada beliau “Tuhan telah memberi kehormatan kepada engkau dengan cinta dan kedekatan-Nya. Mengapa engkau membebani diri sendiri dengan menanggung begitu banyak kesusahan dan kesukaran?” Beliau menjawab “Jika Tuhan, atas kasih sayang-Nya, mengaruniai cinta dan kedekatan-Nya kepadaku, bukankah telah menjadi kewajiban pada giliranku senantiasa menyampaikan terima kasih kepada Dia? Bersyukurlah hendaknya sebanyak bertambahnya karunia yang diterima (Kitabul-Kusuf) (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 381)

Tuhan telah memberikan mata untuk melihat; maka bukan ibadah tetapi aniaya kalau mata dibiarkan pejam atau dibuang. Bukan penggunaan kemampuan melihat secara tepat yang dapat dipandang dosa, melainkan penyalahgunaan daya itulah yang menjadi dosa…
Siti Aisyah meriwayatkan “Bilamana Rasulullah saw dihadapkan kepada pilihan antara dua cara berbuat, beliau senantiasa memilih jalan yang termudah, asalkan bebas dari segala kecurigaan bahwa itu salah atau dosa. Kalau arah perbuatan itu membuka kemungkinan timbulnya kecurigaan serupa itu, maka Rasulullah saw itulah orangnya, dari antara seluruh umat manusia yang paling menjauhinya (Muslim, kitabul-Fadhoil) (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 389-390)

Muhammad saw sangat baik dan adil terhadap istri-istri sendiri. Jika, pada suatu saat salah seorang di antara mereka tidak dapat membawa diri dengan hormat yang layak terhadap beliau, beliau hanya tersenyum dan hal itu dilupakan beliau. Pada suatu hari beliau bersabda kepada Siti Aisyah ra, Aisyah jika engkau sedang marah kepadaku, aku senantiasa dapat mengetahuinya” Aisyah ra bertanya “Bagaimana?” Beliau menjawab “Aku perhatikan jika engkau senang kepadaku dan dalam percakapan kau menyebut nama Tuhan, ‘Kau sebut Dia sebagai Tuhan Muhammad. Tetapi jika engkau tidak senang kepadaku, ‘Kau sebut Dia sebagai Tuhan Ibrahim” Mendengar keterangan itu Aisyah tertawa dan mengatakan bahwa beliau benar” (Al-Bukhori, Kitabun-Nikah) (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 391)

Beliau senantiasa sangat sabar dalam kesukaran dan kesusahan., Dalam keadaan susah, Muhammad saw tak pernah putus asa dan beliau tak pernah dikuasai oleh suatu keinginan pribadi… Sekali peristiwa beliau menjumpai seorang wanita yang baru ditinggal mati oleh anaknya, dan melonglong dekat kuburan anaknya. Beliau menasehatkan agar bersabar dan menerima taqdir Tuhan dengan rela dan menyerahkan diri. Wanita itu tidak mengetahui bahwa ia ditegur oleh Rasulullah saw dan menjawab “Andaikan engkau pernah mengalami sedih ditinggal mati oleh anak seperti yang kualami, engkau akan mengetahui betapa sukar untuk bersabar di bawah himpitan penderitaan serupa itu.” Rasulullah saw menjawab “Aku telah kehilangan bukan hanya seorang tetapi tujuh anak”. Dan beliau terus berlalu. (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 393-394)
Beliau senantiasa dapat menguasai diri. Bahkan ketika beliau sudah menjadi orang paling berkuasa sekalipun selalu mendengarkan dengan sabar kata tiap-tiap orang, dan jika seseorang memperlakukan beliau dengan tidak sopan, beliau tetap melayaninya dan tidak pernah mencoba mengadakan pembalasan (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 394)

Rasulullah saw mandiri dalam menerapkan keadilan dan perlakuan. Sekali peristiwa suatu perkara dihadapkan kepada beliau tatkala seorang bangsawati terbukti telah melakukan pencurian. Hal itu menggemparkan, karena jika hukuman yang berlaku dikenakan terhadap wanita muda usia itu, martabat suatu keluarga sangat terhormat akan jatuh dan terhina. Banyak yang ingin mendesak Rasulullah saw demi kepentingan orang yang berdosa itu, tetapi tidak mempunyai keberanian. Maka Usama diserahi tugas melaksanakan itu. Usama menghadap Rasulullah saw, tetapi serentak beliau mengerti maksud tugasnya itu, beliau sangat marah dan bersabda, “Kamu sebaiknya menolak. Bangsa-bangsa telah celaka karena mengistimewakan orang-orang kelas tinggi tetapi berlaku kejam terhadap rakyat jelata. Islam tidak mengidzinkan dan akupun sekali-kali tidak akan mengizinkan. Sungguh, jika Fathimah anak perempuanku sendiri melakukan kejahatan, aku tidak akan segan-segan menjatuhkan hukuman yang adil “ (Al-Bukhori, Kitabul-Hudud) (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 396)

Rasulullah saw senantiasa prihatin memikirkan untuk memperbaiki keadaan golongan yang miskin dan mengangkat taraf hidup mereka di tengah-tengah masyarakat. Seorang wanita muslimah biasa membersihkan masjid Nabi di Madinah. Rasulullah saw tidak melihatnya lagi beberapa hari dan beliau menanyakan ihwalnya. Disampaikan kepada beliau bahwa ia sudah meninggal. Beliau bersabda, “Mengapa aku tidak diberi tahu kalau ia meninggal? Aku pasti ikut dalam sembahyang janazahnya” dan menambahkan. Barangkali kalian tidak memandangnya cukup penting karena ia miskin. Anggapan itu salah. Bawalah aku ke kuburnya.” Kemudian beliau pergi ke sana dan mendoa untuk dia (Al-Bukhori, Kitabus-Salat) (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 399)

Abu Musa Al-Asy’ari meriwayatkan jika seorang miskin menghadap Rasulullah saw dan mengajukan permintaan, beliau biasa bersabda kepada orang yang ada disekitar beliau, “Kemudian juga hendaknya memenuhi permintaannya itu sehingga mendapat pahala sebagai orang yang berperan serta dalam menggalakkan perbuatan baik’ (Al-Bukhori dan Muslim), dengan tujuan membangkitkan rasa cenderung untuk menolong si miskin di satu pihak dalam hati para sahabat dan dipihak lain menimbulkan kesadaran dalam hati kaum fakir-miskin adanya cinta-kasih saudara-saudara mereka yang kaya. (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 402)

Ketika Islam berangsur-angsur diterima secara umum oleh bagian terbesar bangsa Arab, Rasulullah saw sering menerima barang dan uang berlimpah-limpah, beliau segera membagi-bagikan hadiah itu di antara mereka yang sangat membutuhkan. Sekali peristiwa anak beliau, Fathimah datang mendapatkan beliau sambil memperlihatkan tapak tangannya yang tebal dan keras akibat pekerjaan menepung gandum dengan batu, memohon agar diberi seorang budak untuk meringankan pekerjaannya. Rasulullah saw menjawab, “Aku akan menceriterakan kepadamu sesuatu yang nanti akan terbukti jauh lebih berharga daripada seorang budak. Jika engkau akan tidur pada malam hari, engkau hendaknya membaca SubchanAllah 33 kali, Al-chamdulillah 33 kali dan Allahu akbar 34 kali. Hal itu akan jauh lebih banyak menolongmu daripada memelihara seorang budak” (Al-Bukhori). (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 402).

Muhammad saw senantiasa menganjurkan kepada mereka yang mempunyai budak-budak supaya memperlakukan mereka dengan baik serta kasih sayang. Beliau menetapkan bahwa jika si pemilik memukul budaknya atau memaki-makinya, maka satu-satunya perbaikan yang dapat dilakukannya ialah memerdekakannya (Muslim, Kitabul-Iman). (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 403)

Rasulullah saw sangat berhasrat memperbaiki keadaan wanita di tengah-tengah masyarakat, menjamin mereka mendapat kedudukan terhormat dan perlakuan wajar lagi pantas. Islam adalah agama pertama yang memberikan hak waris kepada wanita…

Jika dalam satu perjalanan beliau ada wanita-wanita yang ikut serta, beliau senantiasa memberi petunjuk supaya kafilah bergerak lambat dan berhenti-berhenti secara bertahab. Pada suatu kesempatan serupa itu ketika orang-orang berjalan cepat, beliau bersabda “Perhatikan kaca! Perhatikan kaca!” dengan maksud mengatakan bahwa ada wanita-wanita dalam rombongan dan bahwa jika onta-onta dan kuda-kuda berlari cepat, mereka itu akan menderita dari bantingan-bantingan binatang-binatang itu (Al-Bukhori, Kitab Al-Adab) (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 407)

Muhammad saw menetapkan bahwa orang tidak boleh membicarakan keburukan seseorang yang telah meninggal, melainkan hendaknya menekankan kepada kebaikan apa saja yang dimiliki almarhum, sebab tidak ada faedahnya menyebut-nyebut kelemahan atau kejahatan orang yang sudah meninggal. Tetapi dengan mengemukakan kebaikan-kebaikan almarhum orang akan cenderung mendoakan (Al-Bukhori). (Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 409)

Perlakuan Rasulullah saw terhadap tetangga dengan ramah dan penuh perhatian; Muhammad saw sangat menekankan agar orang berbakti dan mengkhidmati orang tua serta memperlakukan mereka dengan baik dan kasih-sayang; beliau selamanya memilih pergaulan dengan orang-orang baik dan jika melihat suatu kelemahan pada salah seorang dari para sahabat, beliau menegurnya dengan ramah secara berempat mata; Rasulullah saw sangat berhati-hati membawa diri agar tidak timbul kemungkinan adanya salah faham; Beliau tidak pernah mengemukakan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan orang lain dan menasehati orang-orang jangan mengumumkan kesalahan-kesalahan sendiri; Kesusahan, penderitaan atau kemalangan di saat menjelang wafat, beliau pikul dengan penuh kesabaran sampai-sampai Fathimah ra tidak tahan melihat ayahnya dalam keadaan demikian, namun beliau bersabda kepadanya: “Bersabarlah, ayahmu tidak akan menderita lagi sesudah hari ini”;

Rasulullah saw menekankan agar para sahabat bekerja sama satu dengan lainnya. Ketika seseorang mengadukan saudaranya yang bermalas-malasan, Muhammad saw bersabda kepadanya: “Tuhan telah mencukupi kebutuhanmu berkat adanya saudaramu, dan karena itu menjadi kewajibanmu mencukupi kebutuhannya dan membiarkan dia bebas mengkhidmati agama” (Turmudzi).

Rasulullah saw dalam jual-beli secara terus terang dan sangat mendambakan orang-orang muslim agar jangan melakukan kelicikan dalam transaksi atau jual-beli. Beliau senantiasa optimis menghadapi masa depan. Beliau sangat memusuhi sikap pesimis atau keputusasaan, Beliau bersabda: “Siapa yang menyebarkan rasa pesimis di kalangan masyarakat, ia bertanggung jawab atas kemunduran bangsa; sebab pikiran-pikiran pesimis mempunyai kecenderungan mengecutkan hati dan menghentikan laju kemajuan (Muslim, Bagian II, Jilid 2).

Rasulullah saw memperingatkan para sahabat agar memperlakukan hewan-hewan dengan baik dan mengecam bersikap kejam terhadap hewan. Beliau sering menceriterakan tentang wanita Yahudi yang dihukum Allah swt lantaran membiarkan kucingnya mati kelaparan.

Rasulullah saw bukan saja menekankan pada kebaikan toleransi dalam urusan agama, tetapi memberikan contoh-contoh yang sangat tinggi dalam urusan ini. Suatu delegasi suku Kristen Najron yang telah berdialog selama beberapa jam, meminta idzin untuk meninggalkan masjid untuk mengadakan kebaktian di tempat yang tenang, Rasulullah saw bersabda: “Mereka tidak perlu meninggalkan masjid yang memang merupakan tempat khusus untuk kebaktian kepada Tuhan dan mereka dapat melakukan ibadah mereka di situ (Az-Zurqani)

Keberanian Rasulullah saw luar biasa, ketika terjadi isu bahwa pasukan Romawi akan mengadakan pendudukan di Madinah dan ketika ada suara gaduh di tengah malam, beliau mengadakan penelitian sendiri dengan menaiki kudanya. Beliau sangat lunak terhadap orang yang kurang sopan terhadap beliau.

Rasulullah saw sangat menaruh penting ihwal asas menyempurnakan perjanjian. Sekali peristiwa seorang duta datang kepada beliau dengan tugas istimewa dan sesudah ia tinggal beberapa hari bersama beliau, ia yakin akan kebenaran Islam dan mohon diperbolehkan bai’at masuk Islam. Rasulullah saw menjawab bahwa perbuatannya itu tidak tepat karena ia datang sebagai duta dan telah menjadi kewajibannya untuk pulang ke pusat Pemerintahannya tanpa mengadakan hubungan baru, jika sesudah pulang ia masih yakin akan kebenaran Islam, ia dapat kembali lagi sebagai orang bebas dan masuk Islam (Abu Daud, bab tentang Wafa bil-Ahd).

Muhammad saw sangat menghargai mereka yang membaktikan waktu dan harta bendanya untuk menghidmati umat manusia. Suku Arab , Banu Tho‘i mulai mengadakan permusuhan terhadap Rasulullah saw dan kekuatan mereka dapat dikalahkan dan beberapa orang ditawan dalam sebuah peperangan. Seorang dari tawanan itu adalah seorang anak perempuan Hatim, seorang yang kebaikan dan kemurahannya telah menjadi buah bibir bangsa Arab. Ketika anak Hatim menerangkan kepada Rasulullah saw mengenai silsilah kekeluargaannya, beliau memperlakukan wanita itu dengan penghormatan yang besar dan sebagai hasil dari perantaraannya beliau membatalkan semua hukuman yang tadinya akan dijatuhkan atas wanita itu sebagai tindak balasan terhadap serangan mereka (Halbiyah, Jilid III, hal. 227).

Sedemikian agung dan indahnya Akhlaq Muhammad Rasulullah saw, sebagai hamba teladan umat manusia yang hidup sezaman dengan beliau maupun umat manusia yang hidup sesudahnya hingga hari Qiamat, karena itu hanya ada satu syahadat pada beliau saja yang disyari’atkan dalam agama dan wajib diikrarkan oleh setiap orang yang masuk ke dalam agama Islam, sebagai tekad untuk mengawali dalam mengikuti dan meneladani kehidupan beliau. Adapun jaminan bagi orang yang telah mengikrarkan syahadat itu adalah sorga, sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut:

أَشْهَدُ أَنْ لاَّإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ يَلْقَاهُ بِهِمَا أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلاَّ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ فِيْهِ

Aku bersaksi tiada tuhan kecuali Allah Yang Esa yang tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya, maka tiada seorang pun yang bertemu dengan kedua kalimah syahadat itu pada Hari Qiamat, kecuali ia dimasukkan kedalam sorga karena apa yang ada di dalamnya (Ath-Thobroni dalam Al-Ausath dari Abdurrahman bin Abi Amrah Al-Anshari dari ayahnya dan Kanzul-Ummal, Juz I/ 139)

Detik Detik Wafatnya Rasullullah SAW


Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa ia berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah ra. Kemudian baginda memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu bersabda
.
“Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah.” Allah berfirman: “Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa.”
.

Kemudian kami bertanya: “Bilakah ajal baginda ya Rasulullah? Baginda menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyi la’ la.” Kami bertanya lagi: “Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli bait. Kami bertanya: “Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?” Baginda menjawab: “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.” Kami bertanya: “Siapakah yang mensolatkan baginda di antara kami?” Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.
Kemudian baginda bersabda: “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua.”

Semenjak hari itulah Rasulullah SAW bertambah sakitnya, yang ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi baginda, sampailah datangnya hari Senin, di saat baginda menghembus nafas yang terakhir. Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah ra. selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW, kemudian memberi salam: “Assalamualaikum ya Rasulullah?” Kemudian ia berkata lagi “Assolah yarhamukallah.” Fatimah menjawab: “Rasulullah dalam keadaan sakit?” Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid, ketika bumi terang disinari matahari siang, Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu ia berkata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh ia masuk. Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda: “Saya sekarang dalam keadaan sakit, Wahai Bilal, kamu perintahkan saja agar Abu Bakar menjadi imam dalam solat.” Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: “Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?” Kemudian ia memasuki masjid dan berkata kepada Abu Bakar ra. agar beliau menjadi imam dalam solat tersebut. Ketika Abu Bakar ra. melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pingsan.

Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi ribut sehingga terdengar oleh Rasulullah SAW. Baginda bertanya: “Wahai Fatimah, suara apakah yang ribut itu? Fatimah rha. menjawab: “Orang-orang menjadi ribut dan bingung kerana Rasulullah SAW tidak adabersama mereka.” Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan ibnu Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda solat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda:
“Ya ma’aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”

Malaikat Maut Datang Bertamu Pada hari esoknya, yaitu pada hari Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali saja. Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa.
Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: “Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!”
Fatimah rha berkata kepada tamunya itu: “Wahai Abdullah (Hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit.” Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: “Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?” Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah yang ada di muka pintu itu? Fatimah menjawab: “Seorang lelaki memanggil ayah, saya katakan kepadanya bahwa ayahanda dalam keadaan sakit. Kemudian ia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma.” Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kamu siapakah dia?”Fatimah menjawab: “Tidak wahai baginda.” Lalu Rasulullah SAW menjelaskan: “Wahai Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan `Assalamualaika ya Rasulullah.” Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?” Malaikat Maut menjawab: “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang. Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? “Saya tinggal ia di langit dunia?” Jawab Malaikat Maut.

Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW.Maka bersabdalah Rasulullah SAW: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah.” Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: “Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab: “bahwa pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.” Baginda SAW bersabda: “Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi: bahwa pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu.” Baginda SAW bersabda lagi: “Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku.
Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku?” Jibril as bertanya: “Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: “Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?” Jibril menjawab: “Saya membawa khabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.” Maka berkatalah Rasulullah SAW: “Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku.

Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku?” Lalu Malaikat Maut pun berada dekat Rasulullah SAW. Ali ra bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan baginda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga. Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.” Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?” Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW. Kesedihan Sahabat Berkata Anas ra: “Ketika aku melalui depan pintu rumah Aisyah ra aku dengar ia sedang menangis, sambil mengatakan: Wahai orang-orang yang tidak pernah memakai sutera. Wahai orang-orang yang keluar dari dunia dengan perut yang tidak pernah kenyang dari gandum. Wahai orang yang telah memilih tikar dari singgahsana. Wahai orang yang jarang tidur di waktu malam kerana takut Neraka Sa’ir.”

Pembicaraan Iblis Dengan Nabi muhammad SAW

Dari Muadz bin Jabal dari Ibn  Abbas:
 Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman  seorang sahabat Anshar, tiba – tiba terdengar
panggilan seseorang dari  luar rumah:
“Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? sebab kalian akan  membutuhkanku. ”

Rasulullah bersabda:”Tahukah kalian siapa yang  memanggil?
Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih  tahu.
Beliau melanjutkan, “itu iblis, laknat Allah  bersamanya.”
Umar bin Khattab berkata: “izinkan aku membunuhnya wahai  Rasulullah
Rasulullah menahannya:
Sabar wahai Umar, bukankah  kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat?
 Lebih  baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini,
  pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan  baik.

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka,  ternyata dia
seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. di janggutnya terdapa 7 helai rambut  seperti rambut kuda,
taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya  seperti bibir sapi.

Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad,… . salam untukmu  para hadirin…
Rasulullah SAW lalu menjawab:  Salam hanya  milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa  keperluanmu?
Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas  kemauanku, namun karena terpaksa.
Siapa yang  memaksamu?
Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku  dan berkata:
Allah  SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan  diri.
Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia.
Jawabalah  dengan jujur semua pertanyaannya.
Demi kebesaran Allah, andai kau  berdusta satu kali saja,
maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup  angin.
oleh  karena itu aku sekarang mendatangimu.
Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan.
 jika aku  berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku.
 tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku  daripada cacian musuh.

Orang  Yang Dibenci Iblis
Rasulullah  SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur,  siapakah manusia yang paling kau benci?”
Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk  Allahyang paling aku  benci.”
Siapa  selanjutnya?
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi  kepada Allah SWT.”
lalu siapa  lagi?
Orang Aliim dan wara ‘  (Loyal)”
Lalu siapa  lagi?
Orang  yang selalu  bersuci.
Siapa  lagi?
Seorang fakir yang sabar dan tak pernah  mengeluhkan kesulitannnya kepda oranglain.
“apa tanda  kesabarannya?
Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya  kepada orang lain selama 3  hari, Allah akan memberi pahala orang -orang  yang sabar.
Selanjutnya  apa?
Orang kaya yang bersyukur.
apa tanda  kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan  mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu  Bakar menurutmu?
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam  Islam.
Umar bin  Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku  pasti kabur.
Usman bin  Affan?
Aku  malu kepada orang yang  malaikat pun malu kepadanya.”
Ali bin Abi  Thalib?
Aku  berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan  aku melepaskannya.
 tetapi ia tak akan mau melakukan itu.”  (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang  Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan  jika melihat seseorang dari umatku yang hendak  shalat?
aku  merasa panas dingin dan gemetar.
Kenapa?
Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x  kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.
“Jika seorang umatku  berpuasa?
Tubuhku terasa terikat hingga ia  berbuka.”
Jika ia  berhaji?
Aku  seperti orang  gila.
“Jika ia membaca  al-Quran?
Aku merasa meleleh laksana timah diatas  api.
Jika ia  bersedekah?
“Itu sama sajaorang tersebut membelah tubuhku  dengan gergaji.”
mengapa bisa  begitu?
sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya.  yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai,
 sedekah itu kelak  akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam  musibah akan terhalau dari dirinya.
apa yang dapat mematahkan  pinggangmu?
suara kuda perang di jalan  Allah.
Apa yang dapat melelehkan  tubuhmu?
taubat orang yang bertaubat.
apa yang dapat membakar  hatimu?
istighfar di waktu siang dan  malam.”
Apa yang dapat mencoreng  wajahmu?”
“sedekahyang diam – diam.
Apa yang dapat menusuk  matamu?
Shalat fajar.
Apa yang dapat memukul  kepalamu?
Shalat  berjamaah.”
Apa yang paling  mengganggumu?
Majelis para  ulama.
bagaimana cara  makanmu?
dengan tangan kiri dan  jariku.
dimanakah kau menaungi  anak – anakmu di musim panas?
di bawah kuku  manusia.”
Manusia Yang Menjadi  Teman Iblis
Nabi  lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai  Iblis?
Pemakan riba.
Siapa  sahabatmu?
“Pezina.
Siapa teman  tidurmu?
Pemabuk.”
Siapa  tamumu?
Pencuri.
Siapa  utusanmu?
Tukang sihir.
“Apa yang membuatmu  gembira?
Bersumpah dengan  cerai.”
Siapa  kekasihmu?
Orang  yangmeninggalkan  shalat jumaat
Siapa manusia yang paling  membahagiakanmu?
orang  yang meninggalkan shalatnya dengan  sengaja.”

Iblis Tidak Berdaya Di  hadapan Orang Yang Ikhlas

Rasulullah SAW lalu  bersabda : “Segala puji bagi Allah  yang telah membahagiakan umatku dan  menyengsarakanmu.
Iblis segera menimpali: “tidak,tidak… tak akan ada kebahagiaan  selama aku hidup hingga hari akhir.
Bagaimana kau bisa berbahagia  dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan  mereka tak bisa melihatku.
Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga  hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua.
Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca,yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba  Allah yang  ikhlas.”
Siapa orang yang ikhlas  menurutmu?”
Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa  barang siapa yang menyukai  emas dan perak, ia bukanorang yang  ikhlas.
 Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan  dirham, tidak suka pujian  dan sanjungan,
 aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku  meninggalkannya.
 Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan  dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh  padaku.

Iblis Dibantu oleh 70.000 anak –  anaknya

Tahukah kamu  Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki  70.000 syaithan.
Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk  menggangu anak – anak muda,
 sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk  menggangu wanta – wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan  kepada para Zahid.
Aku punya anak ynag suka mengencingi telinga  manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah.
 tanpanya,  manusia tidak akan  mengantuk pada waktu shalat berjamaah.
aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di  mata orang yang sedang  mendengarkan ceramah ulama
hingga mereka tertidur dan pahalanya  terhapus.
Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan  kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia,
 maka 99% pahalanya akan  terhapus.
Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan  duduk di pinggul dan pahanya,
 lalu menghiasinya agar setiap orang  memandanginya.
Syaithan juga berkata,”keluarkan tanganmu”, lalu  ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi  kukunya.
mereka, anak – anakku selalu meyusup dan berubah dari satu  kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya
untuk menggoda  manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.
Akhirnya  mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada  rahib yang telah beribadat  kepada Allah selama 70 tahun.
 Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya  hingga ia berzina, membunuh dan kufur.
Cara Iblis Menggoda
Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari  diriku?

Akulah mahluk pertamayang berdusta.

Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa  bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau  Muhammad?
Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah  bahwa aku benar – benar menasihatinya.
Sumpah dusta adalah  kegemaranku.
Ghibah (gosip) dan Namimah (Adu domba)  kesenanganku.
Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk  menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan  walaupun ia benar.
 sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata  cerai, isterinya menjadi haram baginya.
 Kemudian ia akan beranak cucu  hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka  hnaya karena satu kalimat, CERAI.
Wahai Muhammad, umatmu  ada yang suka mengulur  ulur shalat.
Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya  waktu masih lama, kamu masih sibuk,
 lalu ia manundanya hingga ia  melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya  kemukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat.  Namun aku bisikkan ke telinganya ‘ lihat kiri dan kananmu ‘ , iapun  menoleh.
 pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya  serta aku katakan ‘ shalatmu tidak sah ‘
Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam  shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia  untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayamyang mematuk beras.
jika ia  berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan  tali,
hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya  sebelum imam.
Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan  wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.
Jika ia berhasil  mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat.
 Jika  ia tidak menutup mulutnya  ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya  menjadi bertambah serakah dan gila dunia.
Dan iapun semakin taat  padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedangkan aku  memerintahkan orang miskin  agar meninggalkan shalat.
 aku katakan padaknya, ‘ kamu tidak wajib shalat, shalat hanya  wajib untuk orang yang  berkecukupan dan sehat.
 orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau  shalat. ‘
Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil  meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam  kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan  menjadikanku debu.
Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira  dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari  islam?
10  Permintaan Iblis kepada Allah SWT
berapa yang kau pinta dari  Tuhanmu?”
10  macam
apa  saja?”
aku  minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia,  Allah mengizinkan. Allah berfirman, “berbagilah dengan manusia dalam  harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali  tipuan.” (QS Al-Isra :64)
Harta yang  tidak dizakatkan, aku makan darinya. akujuga makan dari  makanan haram dan yang  bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidakdibacakan nama  Allah.
Aku minta  agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan  istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan  anak yang dilahirkan akan  sangat patuh kepada syaithan.
aku minta agar bisa ikut bersama  dengan orang yang menaiki  kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.
aku minta agar Allah menjadikan kamar  mandi sebagai rumahku.
aku minta agar Allah menjadikan pasar  sebagai masjidku.
Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai  Quranku.
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman  tidurku.
Aku minta agar Allah memberikanku saudara , maka Ia  jadikanorang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.
Allah  berfirman, “Orang  -orang bros adalah  saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).
Wahai Muhammad,  aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara  mereka tidak bisa  melihatku.
dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk  mengalir dalam aliran darah manusia.
Allah menjawab, “silahkan”,  aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.
sebagian besar manusia  bersamaku di hari kiamat.

Iblis berkata : “wahai muhammad,  aku tak bisa menyesatkan  orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan  menggoda.”

jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun.
sebagaimana  dirimu, kamu tidak bisa  memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan  amanah.
jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir  pun di muka bumi ini.
kau hanya bisa menjadi penyebab  untuk orang yang telah  ditentukan sengsara.

Orang  yang bahagia adalah orang  yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya.
Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.
Rasulullah SAW lalu  membaca ayat :”mereka akan terus  berselisih kecuali orang  yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 –  119)  juga membaca, “Sesungguhnya  ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab :  38)

Iblis lalu  berkata: “wahai Rasul Allah takdir  telah ditentukan dan pena takdir telah kering.
Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para  nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga,
dan yang telah menjadikan aku pemimpin  mahluk – mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka.
aku si  celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku  sampaikan kepadamu. dan aku tak  berbohong.